Matcha Terbuat dari Apa? Ini Asal, Bahan, dan Cara Pembuatannya

ahmad muslimin

May 24, 2025

8
Min Read
Matcha Terbuat dari Apa

Matcha Terbuat dari Apa? Ini Penjelasan dan Alasan di Balik Kepopulerannya

Matcha terbuat dari apa? Pertanyaan ini sering muncul di tengah meningkatnya popularitas minuman hijau yang satu ini. Matcha adalah jenis teh hijau bubuk yang berasal dari Jepang dan telah menjadi tren global dalam beberapa tahun terakhir. Tidak hanya dinikmati sebagai minuman hangat atau dingin, matcha juga banyak digunakan sebagai bahan dalam berbagai produk makanan, kue, hingga skincare alami. Namun, sebelum memahami mengapa matcha begitu digemari di berbagai belahan dunia, penting untuk mengetahui apa sebenarnya matcha itu, bagaimana proses pembuatannya, serta perbedaan matcha dan green tea yang kerap membuat banyak orang keliru. Memahami perbedaan ini bisa membantu Anda memilih produk teh hijau yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup sehat Anda.

Apa Itu Matcha?

Matcha adalah teh hijau yang digiling halus menjadi bubuk. Berbeda dengan teh hijau biasa yang diseduh lalu disaring, matcha dikonsumsi secara utuh, bubuknya dicampur langsung dengan air panas atau susu, sehingga nutrisinya lebih terjaga dan konsentrasinya lebih tinggi. Matcha berasal dari daun teh (Camellia sinensis) yang ditanam secara khusus. Beberapa minggu sebelum panen, tanaman teh ditutupi agar tidak terkena sinar matahari langsung. Proses ini meningkatkan produksi klorofil dan asam amino, terutama L-theanine, yang memberikan rasa umami khas dan manfaat relaksasi.

Setelah dipanen, daun teh dikukus untuk menghentikan proses oksidasi, kemudian dikeringkan dan digiling perlahan dengan batu granit hingga menjadi bubuk halus berwarna hijau cerah. Hanya daun berkualitas tinggi yang digunakan untuk matcha, yang membedakannya dari teh hijau biasa.

Mengapa Matcha Begitu Populer?

Kepopuleran matcha di dunia tidak lepas dari perpaduan antara cita rasa yang khas, warna yang menarik, serta manfaat kesehatannya. Matcha kaya akan antioksidan, terutama katekin EGCG (epigallocatechin gallate), yang diyakini memiliki efek antikanker, menurunkan kadar kolesterol, serta meningkatkan metabolisme. Kandungan L-theanine dalam matcha juga membantu meningkatkan fokus dan ketenangan, menjadikannya pilihan ideal untuk menemani aktivitas sehari-hari tanpa efek gugup yang biasanya ditimbulkan oleh kafein.

Di dunia kuliner, matcha telah menjadi bahan favorit dalam berbagai resep, mulai dari latte, es krim, kue, hingga smoothie. Sementara itu, di dunia kecantikan, kandungan antioksidannya menjadikan matcha bahan populer dalam masker wajah dan produk perawatan kulit.

Bahan Dasar Matcha: Daun Tencha yang Diproses Khusus

a. Apa Itu Daun Tencha?

Matcha yang berkualitas tinggi tidak berasal dari sembarang daun teh. Bahan dasarnya adalah daun tencha, yaitu daun teh dari tanaman Camellia sinensis, tetapi ditanam dan diproses dengan metode yang sangat khusus. Varietas yang umum digunakan adalah Yabukita, namun ada juga varietas premium seperti Okumidori dan Samidori yang memberikan karakter rasa lebih halus dan kompleks.

Berbeda dari daun teh biasa yang digunakan untuk teh hijau seperti sencha atau hojicha, tencha tidak digulung setelah dikukus. Setelah proses pengeringan, tangkai dan urat daun dipisahkan, menyisakan lembaran daun yang ringan dan rapuh. Inilah yang kemudian digiling menjadi bubuk matcha.

Perbedaan paling mencolok antara tencha dan daun teh biasa terletak pada metode penanaman dan pemrosesan. Jika teh biasa tumbuh di bawah sinar matahari penuh, tencha ditanam dengan metode peneduhan, yang sangat berpengaruh pada kualitas akhir matcha.

b. Proses Peneduhan: Apa Fungsinya?

Sekitar 20 hari sebelum panen, kebun teh untuk produksi tencha akan ditutupi dengan anyaman jerami atau kain khusus yang menghalangi 70–90% sinar matahari. Proses ini disebut peneduhan (shading).

Fungsi dari peneduhan ini sangat penting:

  • Meningkatkan kadar klorofil: Daun menjadi lebih hijau cerah karena tanaman menghasilkan lebih banyak klorofil untuk mengompensasi kekurangan cahaya.
  • Meningkatkan kadar L-theanine: Asam amino ini memberikan rasa umami yang lembut dan menyeimbangkan kepahitan kafein.
  • Mengurangi katekin yang terlalu pahit: Dengan sinar matahari yang dibatasi, daun menghasilkan lebih sedikit katekin pahit, menghasilkan rasa yang lebih halus.

Berikut adalah ilustrasi sederhana tahapan penting dari daun hingga menjadi matcha:

IMAGE

Proses Pembuatan Matcha Secara Tradisional

Matcha bukan hanya sekadar teh bubuk—ia adalah hasil dari proses yang presisi dan penuh tradisi. Metode tradisional pembuatan matcha diwariskan dari generasi ke generasi di Jepang, dan hingga kini masih digunakan untuk menghasilkan matcha berkualitas tinggi, terutama untuk upacara minum teh (chanoyu).

Langkah-Langkah Utama dalam Pembuatan Matcha

Berikut adalah tahapan utama dalam proses produksi matcha secara tradisional:

  1. Panen Daun Tencha Muda
    Hanya daun teh muda yang dipetik dengan hati-hati, biasanya dilakukan secara manual. Daun yang digunakan adalah hasil dari tanaman yang telah menjalani proses peneduhan selama kurang lebih 20 hari.
  2. Pengukusan Singkat
    Segera setelah dipanen, daun teh dikukus selama ±30 detik. Tujuannya adalah untuk menghentikan proses oksidasi enzimatis, menjaga warna hijau daun, dan mempertahankan senyawa penting seperti klorofil dan L-theanine. Ini seperti “mengunci” kesegaran daun.
  3. Pengeringan dan Pemisahan Batang/Urat Daun
    Setelah dikukus, daun dikeringkan tanpa digulung (berbeda dengan teh hijau biasa seperti sencha). Setelah kering, proses pemisahan batang, urat daun, dan serpihan kasar dilakukan agar hanya bagian daun paling lembut yang tersisa—disebut sebagai daun tencha.
  4. Penumbukan dengan Batu Granit
    Daun tencha kemudian digiling secara perlahan menggunakan batu granit tradisional. Proses ini bisa memakan waktu lama—hanya menghasilkan sekitar 30 gram matcha per jam—demi menjaga suhu tetap rendah dan hasil gilingan tetap halus seperti bedak.

Berikut skema sederhana alur pembuatan matcha tradisional:

IMAGE

Komposisi dan Kandungan Gizi Matcha

Matcha dikenal sebagai superfood karena kandungan nutrisinya yang padat. Tidak seperti teh hijau biasa yang hanya diseduh dan daunnya dibuang, matcha dikonsumsi secara utuh, sehingga seluruh zat gizi dalam daun teh ikut masuk ke dalam tubuh.

Kandungan Utama Matcha

Berikut beberapa komponen penting dalam matcha yang memberikan manfaat kesehatan:

  • EGCG (Epigallocatechin Gallate): Antioksidan utama dalam matcha, terkenal karena efek antikanker, detoksifikasi, dan meningkatkan metabolisme.
  • L-theanine: Asam amino unik yang memberi efek relaksasi, meningkatkan fokus tanpa rasa gelisah.
  • Kafein: Memberi energi seperti kopi, tetapi dilepaskan lebih lambat karena pengaruh L-theanine.
  • Klorofil: Kandungan klorofil yang tinggi membantu detoksifikasi tubuh dan memberi warna hijau cerah khas matcha.

Kafein: Matcha vs. Kopi

Salah satu pertanyaan umum adalah: Apakah matcha mengandung kafein sebanyak kopi?

Jawabannya: Ya, tetapi efeknya berbeda.
Satu sendok teh matcha (sekitar 2 gram) mengandung sekitar 70 mg kafein, hampir setara dengan secangkir kopi. Namun karena kafein dalam matcha diserap lebih lambat berkat L-theanine, efeknya lebih stabil dan bertahan lebih lama, tanpa membuat jantung berdebar atau gelisah.

Tabel Perbandingan: Matcha vs Teh Hijau Seduh

KandunganMatcha (2 g)Teh Hijau Seduh (1 cangkir)
Kafein± 70 mg± 30 mg
EGCGTinggi (lebih dari 100 mg)Sedang (± 60 mg)
L-theanine± 20 mg± 5 mg
KlorofilSangat tinggiRendah
Cara KonsumsiBubuk dikonsumsi utuhDiseduh, daun dibuang

Dengan kandungan nutrisi yang lebih utuh dan padat, tidak heran jika matcha dianggap sebagai versi “supercharged” dari teh hijau biasa.

7 Tips Memilih Matcha Berkualitas

Matcha telah menjadi minuman populer di berbagai belahan dunia, tidak hanya karena rasanya yang khas, tetapi juga manfaat kesehatannya. Namun, tidak semua matcha memiliki kualitas yang sama. Untuk mendapatkan manfaat maksimal dan cita rasa terbaik, penting untuk mengetahui cara memilih matcha yang benar. Berikut beberapa tips memilih matcha berkualitas tinggi:

1. Perhatikan Warna: Hijau Cerah Adalah Kuncinya

Warna adalah indikator pertama yang bisa Anda lihat. Matcha berkualitas tinggi memiliki warna hijau cerah dan hidup. Ini menandakan bahwa daun teh dipetik muda, kaya klorofil, dan diproses dengan hati-hati. Jika warna matcha terlihat kusam atau cenderung kecokelatan, bisa jadi kualitasnya rendah atau telah teroksidasi.

2. Cium Aromanya: Harus Bau Umami, Bukan Gosong

Aroma matcha juga dapat menjadi petunjuk penting. Matcha premium memiliki aroma umami yang lembut dan segar, mirip dengan rumput segar atau rumput laut. Hindari matcha yang berbau pahit, gosong, atau seperti jerami kering, karena ini menandakan proses pengolahan yang kurang baik atau penggunaan daun teh tua.

3. Perhatikan Asal-Usulnya

Jepang adalah negara asal matcha, dan daerah penghasil matcha berkualitas tinggi di antaranya adalah Uji di Prefektur Kyoto dan Nishio di Prefektur Aichi. Matcha dari Uji terkenal karena teknik pengolahan tradisional yang sudah dipertahankan selama ratusan tahun. Sementara itu, Nishio dikenal sebagai salah satu daerah dengan produksi matcha terbesar di Jepang. Memilih matcha dari daerah-daerah ini bisa menjadi jaminan kualitas yang lebih tinggi.

Dengan memperhatikan warna, aroma, dan asal-usul matcha, Anda bisa menikmati matcha dengan rasa otentik serta manfaat yang optimal. Jangan ragu untuk mencoba berbagai jenis matcha dan temukan yang paling cocok dengan selera Anda.

Sebagai penutup. Dari daun tencha yang ditanam dengan penuh perhatian hingga menjadi bubuk matcha berkualitas, setiap langkah mencerminkan tradisi dan dedikasi. Dengan memahami proses ini, kita bisa lebih menghargai cita rasa dan makna di balik setiap tegukan.

Cobalah membuat matcha sendiri—baik dengan cara tradisional maupun praktis—dan rasakan pengalaman khas yang tak sekadar soal minuman, tapi juga budaya dan ketenangan.

FAQ Populer seputar Matcha

1. Matcha terbuat dari apa?
Dari daun teh hijau yang ditanam di tempat teduh, lalu digiling halus.

2. Apakah matcha sama dengan teh hijau?
Sumbernya sama, tapi matcha dikonsumsi bersama bubuknya, lebih kaya nutrisi.

3. Cara membuat matcha?

  • Tradisional: Aduk bubuk dengan air hangat pakai chasen di chawan.
  • Sederhana: Larutkan bubuk dengan sedikit air hangat (jangan mendidih), aduk rata.

Leave a Comment

Related Post